Sejarah Pelabuhan Gilimanuk: Penghubung Jawa dan Bali

RS
RS
4 Menit Baca

Jakarta – Pelabuhan Gilimanuk adalah pelabuhan yang terletak di sebuah teluk di tepi Selat Bali, yang termasuk wilayah Kecamatan Malaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Pelabuhan ini menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali sejak tahun 1963.
Pelabuhan Gilimanuk menjadi pintu masuk acara World Water Forum (WWF) 2024 yang diselenggarakan pada 18 sampai 25 Mei 2024 lalu, di Bali. Tema acaranya adalah ‘Water for Shared Prosperity’.

Sebelum menjadi pintu masuk pada acara besar dunia, seperti apa sejarah Pelabuhan Gilimanuk?

Lokasi Pelabuhan Gilimanuk
Sebelum mengetahui sejarahnya, penting kita mengetahui posisi tepatnya dari Pelabuhan Gilimanuk. Karena faktanya, pelabuhan ini memiliki lokasi yang potensial bagi wilayah terdekat.

Gilimanuk berada di posisi 8°9’40” Lintang Selatan – 114°26’20” Bujur Timur. Jarak pelabuhan dengan ibu kota kecamatan (Melaya) sejauh 14 km, sedangkan dengan ibu kota provinsi (Denpasar) sejauh 129 km.

Lokasi Pelabuhan Gilimanuk menjadi hal penting dalam faktor pertumbuhannya sejak masa pembangunan, yaitu aman dari gangguan ombak, terutama untuk jalur perdagangan Bali-Jawa atau sebaliknya.

Gilimanuk juga dilibatkan sebagai tempat penyeberangan barang dari Bali ke Jawa atau sebaliknya ketika terjadi peningkatan produksi pertanian dan industri di Bali. Lokasi Pelabuhan Gilimanuk semakin bertumbuh karena potensi wisata Pulau Bali yang semakin berkembang pula.

Berkaitan dengan potensi wisata, di sekitar Pelabuhan Gilimanuk terdapat peluang besar untuk pengembangan sektor pariwisata. Misalnya seperti destinasi wisata Taman Nasional Bali Barat dan Pulau Menjangan yang dapat diakses melalui Pelabuhan Gilimanuk.

Sejarah Pelabuhan Gilimanuk
Pada 1963, Pelabuhan Gilimanuk menjadi penyeberangan kapal feri penghubung Jawa dan Bali. Mulanya, frekuensi penyeberangan hanya dilakukan 3 jam sekali dalam sehari.

Namun, seiring pertambahan kapal feri, frekuensi meningkat menjadi 30 menit sekali dan berlangsung selama 24 jam.

Dikutip dari buku “Studi Pertumbuhan dan Pemudaran Kota Pelabuhan: Kasus Gilimanuk – Jepara” oleh Departemen pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 1942, sebelum Pelabuhan Gilimanuk, sarana penyeberangan melalui Selat Bali masih menggunakan jukung dan perpelin (kapal kayu tanpa motor).

Umumnya, yang menyeberang melalui Gilimanuk-Banyuwangi adalah kaum pedagang. Mereka harus menunggu selama 3 sampai 5 hari untuk menyeberang karena terbatasnya angkutan penyeberangan saat itu.

Kemudian pada tahun 1950-an, sarana penyeberangan Gilimanuk-Banyuwangi bertambah dengan 3 kapal milik swasta dari Banyuwangi, yaitu Bjitoe, Soponyono, dan coser.

Pada 1963, Pelabuhan Gilimanuk mulai melayani lintasan kapal feri. Lintasan kapal feri adalah penyeberangan bagi penumpang, kendaraan, dan barang menggunakan jadwal yang teratur dan tetap.

Lintasan ini juga menyeberangkan antara dua sistem jalan raya/jalan kereta api, atau dua tempat yang memiliki hubungan administrasi, sosial budaya, dan ekonomi yang erat.

Pelabuhan ini juga menghubungkan dua terminal yang memiliki perlengkapan khusus untuk mengangkut penumpang, atau sekaligus dengan perlengkapan yang memungkinkan kendaraan dapat menggelinding naik/turun ke/dari kapal.

Jika disimpulkan, kegiatan-kegiatan di seluruh kawasan Pelabuhan Gilimanuk adalah sebagai berikut.

1. Penyeberangan kapal feri yang mengangkut barang, penumpang, dan kendaraan antara Bali-Jawa pergi-pulang selama 24 jam

2. Bongkar-muat barang antar pulau dari pelayaran tradisional

3. Persewaan tanah untuk bangunan dan bea-bea penumpukan barang.

Fasilitas Pelabuhan Gilimanuk
Untuk saat ini, bagi siapapun yang ingin memanfaatkan Pelabuhan Gilimanuk sebagai penyeberangan, maka perlu memperhatikan fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan ini, yaitu sebagai berikut.

– Terminal penumpang
– Fasilitas kebersihan dan toilet
– Layanan penyeberangan
– Fasilitas kesehatan dan keamanan
– Area parkir
– Area tunggu dan rest area
– Fasilitas komersial seperti warung makan, kios, dan toko souvenir
– Aksesibilitas bagi penumpang
– Pusat informasi dan pelayanan pelanggan.

Source Artikel: www.detik.com/edu

Bagikan Artikel Ini
Beri Ulasan Terbaik Anda