BandarNusantara.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mendesak para pihak untuk segera dan berkomitmen menyelesaikan permasalahan pendangkalan alur dan jebolnya dinding dermaga Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.
Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah Syahili Sibarani menyatakan pihaknya telah mengadakan rapat dengan Pelindo dan melibatkan pihak-pihak dari pusat yang terkait.
“Ini untuk memastikan penanganan alur pelabuhan yang sudah menjadi pekerjaan rumah sejak lama dapat segera diselesaikan, ini mendesak untuk diselesaikan,” kata Gubernur Rosjonsyah, ditulis Rabu (8/1/2025).
Ia mengatakan Pelabuhan Pulau Baai adalah salah satu tulang punggung perekonomian Provinsi Bengkulu. Sehingga, pendangkalan alur yang menyebabkan hanya kapal-kapal kecil saja yang bisa masuk ke dermaga, akan mempengaruhi sektor ekonomi.
Dinding dermaga yang jebol sepanjang 1,3 kilometer akibat abrasi hantaman gelombang laut, akan mempengaruhi posisi Bengkulu yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, tanpa ada pulau-pulau kecil yang dapat memecah gelombang laut.
“Upaya penyelesaian permasalahan pendangkalan alur dan menutup kembali dinding dermaga yang jebol harus segera diwujudkan mengingat kondisinya semakin parah dan belum ada langkah konkret setelah pemantauan akhir Desember 2024,” ungkapnya.
Rosjonsyah menekankan pentingnya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara Pelindo II dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Wilayah III Pulau Baai Bengkulu.
“Tidak boleh ada saling lempar tanggung jawab. Semua pihak harus terlibat karena ini adalah salah satu penggerak ekonomi Bengkulu,” ungkapnya lagi.
Pemprov Bengkulu berharap koordinasi dan langkah konkret dari semua pihak dapat segera terwujud untuk mengatasi pendangkalan alur pelayaran, menjaga operasional pelabuhan, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah.
Sementara itu, General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu, S Joko menyampaikan bahwa alur pelayaran saat ini hanya kedalamannya hanya 2,9 meter LWS (Low Water Spring). Saat air pasang, kedalaman rata-rata bertambah sekitar 1,2 meter.
“Dalam kondisi ini, kami mengatur jadwal keluar-masuk kapal dan memberikan imbauan terkait draf kapal agar tetap aman. Kami juga merekomendasikan metode ship to ship untuk memuat kargo unggulan seperti batu bara, di mana pemuatan dilakukan dari tongkang di dermaga dan diteruskan ke kapal besar di luar pelabuhan,” kata Joko.
Ia mengatakan meski menghadapi tantangan besar akibat sedimentasi dan abrasi, Pelindo tetap berupaya maksimal menjaga kelancaran pelayanan kepelabuhanan demi mendukung perekonomian Bengkulu.(VZ)