Proses pengerukan sedimentasi di Pelabuhan Baai | Foto: Istimewa

Dampak Pendangkalan Alur Pulau Baai, Masyarakat Enggano Sebut Akan Tuntut Ganti Rugi Pada Pelindo

VZ
VZ
3 Menit Baca

BandarNusantara.id – Lambatnya proses pengerukan di Pelabuhan Pulau Baai menuai protes dari masyarakat Pulau Enggano, Bengkulu. Perwakilan masyarakat Pulau Enggano mengancam akan menggugat PT Pelindo atas dasar kerugian yang mereka alami akibat pendangkalan alur yang terjadi di Pelabuhan Pulau Baai.

Hal ini dikatakan perwakilan masyarakat Enggano, Herwin Kauno, saat menggelar audiensi dengan Plt Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, di kantor gubernur Bengkulu, Senin (5/5/2025).

Herwin menjelaskan bahwa kondisi warga Enggano memprihatinkan. Selain terisolasi, mereka mulai kesulitan mendapatkan bahan makanan, karena sejak beberapa bulan layanan pelayaran terhambat. Akibatnya, hasil bumi seperti pisang, melinjo, dan ikan tidak bisa dijual ke luar pulau.

“Saat ini, kondisi warga Enggano mulai kesulitan mendapatkan bahan makanan lain, karena kapal tidak ada yang datang lagi. Bahkan hasil panen pisang tidak bisa dijual keluar pulau dan akhirnya dibuang ke laut,” kata Herwin di hadapan Plt Sekda Herwan Antoni, dikutip Selasa (6/5/2025).

Ia memaparkan kerugian yang dialami oleh masyarakat Enggano bisa mencapai miliaran rupiah. Sebagai contoh, jika satu kilo pisang dihargai Rp5 ribu, maka dalam satu bulan proyeksi kerugiannya bisa mencapai Rp5 miliar.

Ia juga menyatakan selain pisang sebagai salah satu produk hasil pertanian, Enggano juga penghasil ikan dan emping melinjo. Namun, sejak terjadi pendangkalan, hasil panen komoditas tersebut tidak bisa terjual ke luar pulau.

Proses pengerukan sedimentasi di Pelabuhan Baai | Foto: Istimewa

“Kami akan hitung-hitung kembali berapa kerugian yang disebabkan lambannya pengerukan alur yang dilakukan pihak Pelindo. Kami akan menuntut ganti rugi,” jelas Herwin.

Sementara itu, Plt Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, mengatakan akan menindaklanjuti keluhan warga Enggano serta terus berkoordinasi dengan Pelindo.

“Pemda Provinsi terus melakukan upaya agar persoalan alur bisa teratasi. Bahkan, gubernur telah melakukan pertemuan dengan Direktur Utama Pelindo di Jakarta dan meminta Kemenhub mengalihkan pengelolaan alur ke Pemda Provinsi,” kata Herwan.

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero sendiri menyatakan terus mempercepat pengerukan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, dengan menambah satu kapal keruk berukuran besar yang akan beroperasi pada Mei 2025. Ribuan kubik pasir berhasil diangkat, dan secara berangsur alur pelayaran mulai terbuka dengan menggunakan kapal Nera 02 berukuran kecil.

General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, S Joko, mengatakan pengerukan alur pelayaran dilakukan sejak awal April kemarin. Sejumlah alat berat telah dikerahkan, antara lain 3 unit Excavator, 1 unit kapal keruk Nera 2, 1 unit Wheel Loader, dan 3 unit Dump Truck.

“Saat ini, Pelindo tengah mendatangkan kapal keruk yang lebih besar untuk mempercepat pengerukan. Kapal keruk besar tersebut akan mulai beroperasi pada Mei 2025, dengan kapasitas keruk yang lebih besar,” kata Joko dalam keterangan resminya. (VZ)

Bagikan Artikel Ini
Beri Ulasan Terbaik Anda