Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) Optimalisasi Pelaporan Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan melalui aplikasi SIRANI bersama seluruh penyelenggara pelabuhan, di Jakarta, kemarin, Kamis (26/9/2024).
BandarNusantara, Jakarta – Menyelaraskan dengan perkembangan teknologi, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus melakukan peningkatan pengaturan terkait kinerja pelayanan operasional pelabuhan melalui optimalisasi sistem dan teknologi informasi.
Optimalisasi tersebut secara spesifik berfokus pada pelaporan dan pemantauan kinerja operasional pelabuhan, baik untuk pelabuhan yang diusahakan secara komersial maupun yang belum diusahakan secara komersial, melalui Aplikasi Sistem Informasi Pelaporan Elektronik (SIRANI) yang telah diluncurkan sejak tahun 2020 lalu.
Untuk memberikan kesamaan persepsi, keseragaman, dan kualitas yang sama dalam mengoptimalkan aplikasi SIRANI, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) Optimalisasi Pelaporan Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan melalui aplikasi SIRANI bersama seluruh penyelenggara pelabuhan, Jakarta, dikutip Jumat (27/9/2024).
Direktur Kepelabuhanan, Muhammad Masyhud, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan aplikasi SIRANI diharapkan mampu berfungsi sebagai kontrol terhadap kinerja operasional pelabuhan, kemudahan dalam mengakses informasi tentang kinerja pada pelabuhan tertentu, serta mendorong peningkatan kapasitas penyelenggara pelabuhan dalam beradaptasi dengan teknologi informasi.
Masyhud melanjutkan, pelabuhan tentu memegang peranan penting sebagai pintu gerbang utama bagi arus barang dan penumpang, dan menjadi elemen kunci dalam sistem logistik nasional. Karena kinerja pelabuhan yang optimal sangat menentukan kelancaran distribusi logistik di Indonesia.
Sebagai contoh, kata Masyhud, kinerja pelabuhan akan mencerminkan tingkat efektivitas dan efisiensi dari berbagai kegiatan operasional yang berlangsung di dalamnya, seperti pelayanan bongkar muat, waktu sandar kapal, pergerakan barang, hingga pemanfaatan fasilitas pelabuhan.
“Pelaporan kinerja yang baik akan memungkinkan kita untuk melakukan evaluasi terhadap sejauh mana pelabuhan dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan berkualitas kepada para pengguna jasa,” ungkapnya.
Masysud menjelaskan, aplikasi SIRANI hadir sebagai alat yang dirancang untuk membantu para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam mengumpulkan dan melaporkan data kinerja operasional pelabuhan secara sistematis.
“Dengan aplikasi SIRANI ini, kita dapat memastikan bahwa informasi yang diterima oleh pemangku kepentingan terkait bersifat tepat waktu dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan strategis,” ujarnya.
Di sisi lain, Masyhud juga menggarisbawahi bahwa saat ini terdapat sejumlah 192 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang belum melaporkan data operasional kinerja pelayanannya melalui SIRANI.
“Adapun yang sudah melaporkan data operasionalnya baru sejumlah 72 Unit Pelaksana Teknis (UPT). Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi kita dalam mewujudkan pelaporan kinerja yang lebih baik dan sesuai dengan target rencana strategis Ditjen Perhubungan Laut,” sebut Masyhud.
Dia menambahkan diharapkan dengan adanya pengembangan teknologi informasi ini dapat sejalan dengan pengaturan yang lebih komprehensif, fleksibel, dan adaptif.
“Dengan begitu, kondisi tersebut akan lebih ideal dalam hal pengawasan, pemantauan, dan pelaporan kinerja operasional pelabuhan termasuk kemudahan dalam mengakses informasi terkait kinerja operasional pelabuhan,” pungkas Masyhud. (RS/RK)